ntbaktual.com – Lombok Barat,Kasus kesehatan yang dialami M. Sujuk Ispahani (17), seorang siswa Madrasah Aliyah di Dusun Dasan Tapen Induk, Desa Dasan Tapen, terus menjadi perhatian. Setelah kunjungan langsung dari Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Lombok Barat, H.K. Winengan, wartawan media ini menghimpun informasi lebih lanjut dari kepala dusun setempat, Kamis 21 Agustus 2025.
ntbaktual.com – Lombok Barat,Kasus kesehatan yang dialami M. Sujuk Ispahani (17), seorang siswa Madrasah Aliyah di Dusun Dasan Tapen Induk, Desa Dasan Tapen, terus menjadi perhatian. Setelah kunjungan langsung dari Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Lombok Barat, H.K. Winengan, wartawan media ini menghimpun informasi lebih lanjut dari kepala dusun setempat, Kamis 21 Agustus 2025.
Menurut Kepala Dusun Dasan Tapen Induk, Ramli Ahmad, kondisi Sujuk Ispahani masih memburuk. Pemuda itu dijadwalkan kembali ke rumah sakit untuk kontrol dan kemungkinan operasi ketiga kalinya. Sujuk menderita penyakit usus serius yang membuatnya tidak bisa buang air besar secara normal. Penyakit ini diduga bermula saat ia merantau ke Kalimantan bersama orang tuanya.
“Kami yang menjemputnya di Pelabuhan Lembar menggunakan ambulans desa sekitar lima bulan lalu,” ungkap Ramli. Ia menambahkan bahwa kondisi Sujuk saat pulang sangat memprihatinkan, dan diagnosis dokter menyebutkan penyakitnya adalah tumor ganas usus.
Ramli menjelaskan, meskipun keluarga Sujuk memiliki BPJS, mereka kesulitan untuk membiayai obat-obatan dan kebutuhan sehari-hari karena kondisi ekonomi yang sulit. Orang tua Sujuk tidak memiliki rumah dan saat ini menumpang di rumah tetangga. “Bapaknya masih di Kalimantan, hanya sesekali mengirim uang,” kata Ramli.
Dinas Sosial telah memberikan bantuan berupa uang tunai, kasur lipat, selimut, pampers khusus, dan sejumlah kebutuhan pokok lainnya. Namun, bantuan terbesar yang dibutuhkan adalah rumah layak huni, yang sampai saat ini sulit diwujudkan karena keluarga Sujuk tidak memiliki tanah.
Menanggapi hal ini, Kepala Desa Dasan Tapen, Hasbi, menyatakan kesediaannya untuk membantu. Ia menawarkan penggunaan Tanah GG (Tanah Doe) yang sertifikatnya atasnama Desa Dasan Tapen di desa jika ada program pembangunan rumah dari pemerintah. “Tanah itu boleh digunakan, tapi tidak boleh dimiliki,” tegasnya.
Hasbi mengapresiasi perhatian Dinsos Lobar dan berharap pemerintah kabupaten dapat lebih peduli kepada warga miskin lainnya. “Mudah-mudahan kunjungan beliau seperti ini sangat kami hargai, luar biasa,” tutupnya. (Oz1)